Nufo Citizen atau Warga Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO (Nurul Furqon), Mlagen, Rembang, baru saja mendapatkan kabar sangat gembira. Hasil akreditas SMP Planet NUFO telah keluar dan mendapatkan nilai A. Walaupun sekolah ini baru akan meluluskan murid pada tahun ini, dan ini adalah akreditasi perdana, SMP Planet NUFO berhasil mendapatkan nilai optimal. Ini menambah kepercayaan diri Planet NUFO untuk mengundang para calon santri-murid dari seluruh penjuru Nusantara, bahkan juga dari luar negeri.
“Kami bersyukur, karena kerja keras kami mendapatkan apresisiasi tinggi dari tim assessor yang menilai sekolah kami. Sekolah kami ini memang sekolah yang memiliki cara pandang yang berbeda. Kami menjelaskan kepada tim assessor apa visi kami dan yang selama ini kami lakukan untuk mewujudkan visi itu. Alhamdulillah tim assessor visioner sehingga kami tidak mendapatkan kesulitan. Bahkan kami didukung untuk mengembangkan inovasi yang telah kami lakukan. Dengan modal santri-murid dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan sudah ada yang dari luar negeri, kami didorong untuk menjadi sekolah berstandar internasional.” Terang Kepada SMP Alam Planet NUFO, Ustadz Abdul Rozaq, S.H.I., M.Ag.
Pesantren dan sekolah alam yang didirikan oleh KH. Dr. Mohammad Nasih, M.Si. itu memang bisa dikatakan sangat berbeda. Lembaga pendidikan ini menekankan kepada para santri-murid yang ada di dalamnya untuk tidak hanya berilmu, tetapi juga dilatih untuk berharta, juga berkuasa. Ketiganya dijadikan sebagai jargon, bahkan diucapkan dalam bentuk yel-yel. Ketika salah seorang di antara mereka meneriakkan “Planet NUFO”, maka semua akan membalasnya dengan teriakan “cerdas, kaya raya, berkuasa”.
Para santri-murid selalu dimotivasi oleh pengasuh yang juga pengajar ilmu politik di beberapa perguruan tinggi di Jakarta itu untuk memiliki kemandirian intelektual dan finansial. Karena itu, para santri-murid di Planet NUFO, di samping belajar dan menghafalkan al-Qur’an, juga dilatih untuk membangun wirausaha dan berorganisasi. “Dengan kemandirian intelektual dan finansial, maka para santri-murid lebih bisa diharapkan menjadi orang-orang yang independen yang berani berpikir dan bertindak sesuai dengan standar kebenaran yang ada di dalam al-Qur’an dan juga Sunnah Nabi Muhammad saw.”, terang pria yang akrab disapa oleh santri-muridnya dengan Abah Nasih atau Abana itu.